Friday, November 15, 2013

Project Quality Management (Manajemen Kualitas)
Oleh : Reza Fazria Rahmawan - 45110799


2. Proses Quality Management

Project Quality Management adalah proses yang dilakukan, untuk menjamin proyek dapat memenuhi kebutuhan yang telah disepakati, melalui aturan-aturan mengenai kualitas, prosedur ataupun guidelines. Merupakan semua aktivitas yang dilakukan oleh organisasi proyek untuk memberikan jaminan tentang kabijakan kualitas, tujuan dan tanggung jawab dari pelaksanaan proyek agar proyek dapat memenuhi kebutuhan yang sudah disepakati.
Kualitas yang dimaksud disini biasanya memiliki hubungan keterkaitan yang sangat erat dengan sejumlah standar internasional, seperti contohnya ISO sebagai panduan sistem manajemen mutu (misalnya dalam pembuatan aplikasi diperhatikan kaidah buku software engineering yang memenuhi software quality assurance).
Kesepakatan ini dapat terukur melalui parameter conformance to requirements (proses dan produk proyek memenuhi spesifikasi) dan fitness for use (produk dapat digunakan sesuai maksud dan tujuannya). Proses ini berinteraksi satu sama lain serta berinteraksi dengan proses di bidang pengetahuan lain. Setiap proses dapat melibatkan usaha dari satu atau lebih orang atau kelompok berdasarkan pada persyaratan proyek.


4. Analisi Pareto dan Contoh Diagram

Analisis Pareto adalah teknik statistik dalam pengambilan keputusan yang digunakan untuk pemilihan sejumlah tugas yang menghasilkan efek keseluruhan yang signifikan. Ia menggunakan Prinsip Pareto (juga dikenal sebagai aturan 80/20) gagasan bahwa dengan melakukan 20% dari pekerjaan Anda dapat menghasilkan 80% dari manfaat melakukan seluruh pekerjaan. Atau dalam hal peningkatan kualitas, mayoritas besar masalah (80%) diproduksi oleh beberapa penyebab utama (20%). Hal ini juga dikenal sebagai beberapa penting dan banyak sepele.
Pada akhir 1940-an guru manajemen kualitas Joseph M. Juran menyatakan prinsip dan diberi nama setelah ekonom Italia Vilfredo Pareto, yang mengamati bahwa 80% dari pendapatan di Italia pergi ke 20% dari populasi. Pareto kemudian dilakukan survei pada sejumlah negara lain dan ditemukan untuk mengejutkan bahwa suatu distribusi yang serupa diterapkan.

Aturan 80/20 dapat diterapkan pada hampir semua hal:

  • 80% dari keluhan pelanggan timbul dari 20% dari produk atau jasa.

  • 80% dari keterlambatan dalam jadwal timbul dari 20% dari kemungkinan penyebab penundaan.

  • 20% dari produk atau jasa account untuk 80% dari keuntungan Anda.

  • 20% dari penjualan Anda force menghasilkan 80% dari pendapatan perusahaan Anda.

  • 20% dari cacat sistem menyebabkan 80% dari masalah.

Prinsip Pareto memiliki banyak aplikasi dalam kontrol kualitas. Ini adalah dasar bagi diagram Pareto, salah satu alat utama yang digunakan dalam kontrol kualitas total dan Six Sigma.
Dalam PMBOK memesan Pareto digunakan untuk memandu tindakan korektif dan membantu tim proyek mengambil tindakan untuk memperbaiki masalah yang menyebabkan jumlah terbesar cacat pertama.


Tujuh langkah untuk mengidentifikasi penyebab penting menggunakan Analisis Pareto :
  1. Formulir tabel daftar penyebab dan frekuensi mereka sebagai persentase

  2. Mengatur baris dalam urutan penurunan pentingnya penyebab, yaitu penyebab paling penting pertama

  3. Tambahkan kolom persentase kumulatif ke meja

  4. Plot dengan penyebab pada x-axis dan persentase kumulatif pada sumbu-y

  5. Bergabung dengan poin di atas untuk membentuk kurva

  6. Plot (pada grafik yang sama) grafik batang dengan penyebab pada x-axis dan persen frekuensi pada sumbu-y

  7. Menarik garis di 80% pada y-axis sejajar dengan sumbu-x. Kemudian turun garis pada titik persimpangan dengan kurva pada sumbu-x. Ini titik pada sumbu-x memisahkan penyebab penting pada penyebab kiri dan kurang penting di sebelah kanan



Ini adalah contoh sederhana diagram Pareto menggunakan data sampel menunjukkan frekuensi relatif dari penyebab kesalahan pada situs. Hal ini memungkinkan Anda untuk melihat apa yang 20% dari kasus yang menyebabkan 80% dari masalah dan di mana upaya harus difokuskan untuk mencapai peningkatan terbesar.
Nilai Prinsip Pareto untuk seorang manajer proyek adalah bahwa hal itu mengingatkan Anda untuk fokus pada 20% dari hal-hal penting. Dari hal-hal yang Anda lakukan selama proyek Anda, hanya 20% yang benar-benar penting. Mereka menghasilkan 80% 20% dari hasil Anda. Mengidentifikasi dan fokus pada hal-hal pertama, tetapi tidak benar-benar mengabaikan sisanya 80% penyebab.

6. Commonly Used Certainty Factors
  1. Tangibles / Bukti langsung
  2. Tangibles merupakan bukti nyata dari kepedulian dan perhatian yang diberikan oleh penyedia jasa kepada konsumen. Pentingnya dimensi tangibles ini akan menumbuhkan image penyedia jasa terutama bagi konsumen baru dalam mengevaluasi kualitas jasa. Perusahaan yang tidak memperhatikan fasilitas fisiknya akan menumbuhkan kebingungan atau bahkan merusak image perusahaan.

  3. Reliability / Keandalan
  4. Reliability atau keandalan merupakan kemampuan perusahaan untuk melaksanakan jasa sesuai dengan apa yang telah dijanjikan secara tepat waktu.Pentingnya dimensi ini adalah kepuasan konsumen akan menurun bila jasa yang diberikan tidak sesuai dengan yang dijanjikan. Jadi komponen atau unsur dimensi reliability ini merupakan kemampuan perusahaan dalam menyampaikan jasa secara tepat dan pembebanan biaya secara tepat.

  5. Responsiveness / Ketanggapan
  6. Responsiveness atau daya tanggap merupakan kemampuan perusahaan yang dilakukan oleh langsung karyawan untuk memberikan pelayanan dengan cepat dan tanggap. Daya tanggap dapat menumbuhkan persepsi yang positif terhadap kualitas jasa yang diberikan. Termasuk didalamnya jika terjadi kegagalan atau keterlambatan dalam penyampaian jasa, pihak penyedia jasa berusaha memperbaiki atau meminimalkan kerugian konsumen dengan segera. Dimensi ini menekankan pada perhatian dan kecepatan karyawan yang terlibat untuk menanggapi permintaan, pertanyaan, dan keluhan konsumen. Jadi komponen atau unsur dari dimensi ini terdiri dari kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan, kecepatan karyawan dalam melayani pelanggan, dan penanganan keluhan pelanggan.

  7. Assurance / Jaminan
  8. Assurance atau jaminan merupakan pengetahuan dan perilaku employee untuk membangun kepercayaan dan keyakinan pada diri konsumen dalam mengkonsumsi jasa yang ditawarkan. Dimensi ini sangat penting karena melibatkan persepsi konsumen terhadap resiko ketidakpastian yang tinggi terhadap kemampauan penyedia jasa. Perusahaan membangun kepercayaan dan kesetiaan konsumen melalui karyawan yang terlibat langsung menangani konsumen. Jadi komponen dari dimensi ini terdiri dari kompetensi karyawan yang meliputi ketrampilan, pengetahuan yang dimiliki karyawan untuk melakukan pelayanan dan kredibilitas perusahaan yang meliputi hal-hal yang berhubungan dengan kepercayaan konsumen kepada perusahaan seperti, reputasi perusahaan, prestasi dan lain-lain.

  9. Emphaty / Empati
  10. Emphaty merupakan kemampuan perusahaan yang dilakukan langsung oleh karyawan untuk memberikan perhatian kepada konsumen secara individu, termasuk juga kepekaan akan kebutuhan konsumen. Jadi komponen dari dimensi ini merupakan gabungan dari akses (access) yaitu kemudahan untuk memanfaatkan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan, komunikasi merupakan kemampuan melakukan untuk menyampaikan informasi kepada konsumen atau memperoleh masukan dari konsumen dan pemahaman merupakan usaha untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan konsumen.

8. Quality Control Charts and the Seven Run Rule

Pengendalian kualitas (Quality Control) adalah aktivitas pengendalian proses untuk mengukur ciri-ciri kualitas produk, membandingkannya dengan spesifikasi atau persyaratan, dan mengambil tindakan penyehatan yang sesuai apabila ada perbedaan antara penampilan yang sebenarnya dan yang standar (Purnomo, 2004). Tujuan dari pengendalian kualitas adalah mengendalikan kualitas produk atau jasa yang dapat memuaskan konsumen. Pengendalian kualitas statistik merupakan suatu alat tangguh yang dapat digunakan mengurangi biaya, menurunkan cacat dan meningkatkan kualitas pada proses manufakturing. Pengendalian kualitas memerlukan pengertian dan perlu dilaksanakan oleh perancang, bagian inspeksi, bagian produksi sampai pendistribusian produk ke konsumen. Pengertian kualitas itu sendiri, yaitu dapat diartikan sebagai derajat atau tingkatan di mana produk atau jasa tersebut mampu memuaskan keinginan dari konsumen (Purnomo, 2004).
Control Chart merupakan grafik yang menyerupai run chart yang digunakan untuk menentukan apakah suatu proses berada dalam keadaan in control atau out control.
Quality Control Chart merupakan grafik yang digunakan untuk menentukan aktivitas pengendalian suatu proses.
Quality Control Chart memungkinkan Anda untuk menentukan apakah proses berada dalam kontrol atau di luar kendali.
Ketika sebuah proses yang memegang kendali, setiap variasi dalam hasil proses diciptakan oleh peristiwa acak, proses yang ada dalam kontrol tidak perlu disesuaikan.
Ketika sebuah proses berada di luar kendali, variasi dalam hasil proses disebabkan oleh kejadian non-acak, Anda harus mengidentifikasi penyebab peristiwa-peristiwa non-acak dan menyesuaikan proses untuk memperbaiki atau menghilangkan mereka.
Seven Run Rules menyatakan bahwa jika tujuh titik data berturut-turut semuanya berada di bawah rata-rata, di atas rata-rata, atau semua meningkat atau menurun, maka proses harus diperiksa untuk masalah non-acak.

10. Modern Quality Management dan Quality Experts

Menurut Tjiptono, Modern Quality Management merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya. Singkatnya merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi. Tujuannya adalah untuk menjamin bahwa pelanggan puas terhadap barang dan jasa yang diberikan, serta menjamin bahwa tidak ada pihak yang dirugikan.
Modern Quality Management merupakan suatu konsep manajemen modern yang berusaha untuk memberi kan respon secara tepat terhadap setiap perubahan yang ada, baik yang didorong oleh kekuatan eksternal maupun internal organisasi. Dasar pemikiran sangatlah sederhana, yakni bahwa cara terbaik agar dapat bersaing unggul dalam persaingan global adalah dengan menghasilkan kualitas yang terbaik. Oleh karena itu, Modern Quality Management merupakan teori ilmu manajemen yang mengarahkan pimpinan organisasi dan personilnya untuk melakukan program perbaikan mutu secara berkesinambungan yang terfokus pada pencapaian kepuasan para pelanggan.
Quality expert merupakan orang yang melakukan pendekatan pendekatan management seperti pendekatan Modern Quality Management di atas.

12. Improving Information Technology Project Quality

Beberapa saran untuk meningkatkan kualitas proyek TI meliputi:

  • Membangun kepemimpinan yang mempromosikan kualitas.
  • Memahami biaya kualitas.
  • Fokus pada pengaruh organisasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas kerja.
  • Ikuti model kedewasaan.
14. Biaya Kualitas

Biaya kualitas adalah biaya yang muncul karena adanya aktivitas kualitas yang muncul karena rendahnya kualaitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan atau kemungkinan adanya kualitas produk yang rendah. Aktivtas kualitas yang dilakukan perusahaan diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu:

  1. Aktivitas pengendalian yang merupakan aktivitas untuk mencegah atau mendeteksi terjadinya produk yang kurang baik

  2. Aktivitas karena kegagalan yang merupakan aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk merespon adanya produk yang kualitasnya rendah.

Biaya kualitas terdiri dari 4 jenis biaya yaitu :

  1. Prevention cost atau biaya pencegahan adalah biaya yang terjadi dalam upaya mencegah adanya produk dengan kualits tidak baik.

  2. Apprisial cost atau biaya pengukuran adalah biaya yang terjadi untuk menentukan suatau produk memenuhi karakteristik yang ditetapkan atau sesuai dengan permintaan konsumen.

  3. Internal failure cost atau biaya kegagalan internal adalah biaya atau kerugian ang terjadi karena produk tidak memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan dan produk belum sampai konsumen.

  4. External failure cost atau biaya kegagalan eksternal adalah biaya atau kerugian yang terjadi karena produk tidak memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan dan produk sudah sampai konsumen.

Biaya kualitas dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis biaya yaitu :

  1. Observable quality cost yaitu bioaya kualita yang dapat diketahui jumlahnya dari catatan yang terdapat dalam system akuntansi yang digunakan perusahaan

  2. Hidden quality cost adalah merupakan biaya atau krugian yang muncul karena rendahnya kualitas tetapi jumlah biaya ini tidak dapat diketahui dari catatan akuntansi perusahaan.

Jumlah biaya kualitas merupakan penjumlahan baik Observable quality cost maupun Hidden quality cost. Untuk menentukan jumlah hidden quality cost diperlukan estimasi. Estimasi dapat dilakukan dengan cara berikut :

  1. Multiplier method,penentuan hidden quality cost dengan cara yang sangat sederhana yaitu dengan mengamsumsikan bahwa total biaya kegagalan eksternal adalah biaya eksternal yang dapat diukur dikalikan dengan multiplier tertentu.

  2. Market Researsh method,penentuan hidden quality cost dengan melakukan penelitian pasar.

  3. Taguchi Quality loss Function,penentuan hidden quality cost dengan mengasumsikan bahwa fungsi biaya kualitas adalah merupakan fungsi kuadrat.

Pelaporan Biaya Kualitas
Biaya kualitas perlu dilaporkan agar dapat membantu manajemen dalam meningkatkan perencanaan,pengendalian ,serta pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kualitas. Terdapat 2 cara pelaporan biaya kualitas yaitu dengan Quality cost report serta Analisis.
Quality cost report(laporan biaya kualitas)
Laporan ini menyajikan informasi biaya kualits dengan cara menentukan setiap elemen biaya kualitas dalam%terhadap penjualan. Untuk menentukan posisi optimum ada 2 pendekatan yang dapat digunakan yaitu pendekatan yang dapat digunakan yaitu pendekatan konvensional dan pendekatan kontemporer.

Fungsi Biaya Kualitas :
Terdapat 2 pandangan tentang fungsi biaya kualitas yaitu pandangan tradisional serta pendanga kontemporer.

  1. Pendekatan konvensionla, mendasarkan pada anggaran adanya “trae off” pada biaya kualitas yaitu antara biay pengendalian dan biaya kegagalan

  2. Pendekatan Kontemporer, pendekatan kontemporer tidak mengenal batas toleransi tingkat kerusakan yang masih dapat diterima(AQL). Pendekatan ini menggunakan tingkat kerusakan 0. Pendekatan kontemporer tidak menganggap adanya trade off anatara biaya pengendalian dan kegagalan. Terdapat 3 perbedaan mendasar terhadap biaya kualitas optimal dari sudut pandang kontemporer dari sudut pandang konvensional. Perbedaan yang pertama adalah bahwa menurut pandangan kontemporer, biaya pengendalian tidak akan meningkat tanpa batas pada saatmendekati tingkat kerusakan 0. Perbedaan yang kedua adalah bahwa biaya pengendalian kualitas akan meningkat tetapi kemudian menurun pada saat mendekati tingkat kerusakan 0. Perbedaan yang ketiga adalah biaya kegagalan dapat ditekan sampai mendekati 0.


Sumber :
http://industrialengineeringworld.wordpress.com/2012/07/22/quality-control/
http://www.referensimakalah.com/2013/02/pengertian-total-quality-management-tqm.html
hhttp://manproimam.blogspot.com/2012/01/project-quality-management.html
http://rangkumankite.blogspot.com/2012/05/biaya-kualitas-dan-produktivitas.html
http://smkberkaizen.wordpress.com/2011/09/18/analisis-pareto-langkah-demi-langkah/
http://skripsi-manajemen.blogspot.com/2011/02/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
http://adhepy.blogspot.com/2013/11/tugas-manajemen-proyek-dan-manajemen_2304.html

Project Cost Management (Manajemen Biaya)
Oleh : Reza Fazria Rahmawan - 45110799


2. Pengertian Project cost dan Project cost management.

Manajemen dari biaya terkait kegiatan dicapai dengan mengumpulkan, menganalisis, mengevaluasi, dan pelaporan biaya informasi yang digunakan untuk penganggaran, memperkirakan , peramalan , dan pemantauan biaya.

4. Prinsip dasar dari Cost Management

Ada empat prinsip untuk menyelaraskan manajemen biaya dan pertumbuhan baris paling atas:
Prinsip Satu - Gunakan target penjualan yang ambisius dan pertumbuhan laba untuk memotivasi kebutuhan, dan komitmen untuk, pertumbuhan berorientasi manajemen biaya. Gunakan target penjualan yang ambisius dan pertumbuhan laba untuk memotivasi kebutuhan, dan komitmen untuk, pertumbuhan berorientasi manajemen biaya.
Kebanyakan perusahaan tidak melihat manajemen biaya sebagai terkait dengan strategi perusahaan, atau sebagai platform untuk pertumbuhan. Misalnya sebuah perusahaan dengan pertumbuhan pendapatan yang solid sejarah tetapi dengan hanya sederhana pertumbuhan penjualan membutuhkan perubahan dalam kinerja, ini dapat dicapai dengan menetapkan menantang atas-dan bawah-line target sehingga perusahaan perlu biaya memotong dan meningkatkan penjualan untuk mencapai penghasilan yang diinginkan pertumbuhan. Jika pesaing mereka memiliki basis biaya yang lebih efisien mereka akan mencapai tingkat yang sama dari profitabilitas, tetapi juga akan dapat berinvestasi lebih banyak dalam pemasaran dan inovasi. Akhirnya konsisten di bawah investasi dalam pertumbuhan dibandingkan dengan pesaing dan mempertahankan daripada menurunkan biaya operasi akan mengakibatkan batas atas garis pertumbuhan dan erosi dari posisi bisnis dari waktu ke waktu.
Prinsip Dua - Penjahit pengurangan biaya target ke posisi biaya yang ada dan strategi bisnis masing-masing. Penjahit pengurangan biaya target ke posisi biaya yang ada dan strategi bisnis masing-masing. Hal ini memerlukan target pertumbuhan untuk manajer di seluruh perusahaan untuk mencerminkan karakteristik bisnis yang, ini akan mempengaruhi berapa persen dari pendapatan yang meningkat akan datang dari pemotongan biaya dan apa yang dari atas-garis pertumbuhan di bisnis yang berbeda.
Selain target pertumbuhan pendapatan yang ditetapkan oleh manager senior yang tiga faktor lain harus diperhitungkan ketika menetapkan target pengurangan biaya untuk bisnis apapun, mereka harus seimbang, dan tidak harus didahulukan.
Prinsip Tiga - Membedakan antara 'baik' dan 'buruk' biaya. Bagian paling penting dari pendekatan manajemen yang berorientasi pertumbuhan biaya dimulai setelah penghasilan dan biaya-pengurangan target telah ditetapkan. Tantangannya adalah untuk mengurangi biaya tetapi tidak kehilangan kemampuan kritis yang menjaga daya saing. Misalnya dengan menilai seluruh biaya penjualan, umum dan daerah administrasi dari inisiatif bisnis pemotongan biaya dapat membawa biaya bisnis sejalan dengan para pesaing, dan menciptakan dana untuk re-investasi dalam pertumbuhan.
Prinsip Empat - Membuat kondisi yang tepat untuk manajemen biaya yang berkelanjutan. Membuat perubahan proses manajemen, organisasi dan kemampuan sering merupakan prasyarat untuk manajemen biaya terus menerus. Hal ini dapat dicapai dengan memperbaiki cara pelaporan keuangan dilakukan pada daerah biaya bisnis yang spesifik masing-masing, dan memastikan bahwa pemotongan biaya di satu area tidak akan menaikkan biaya di negara lain. Juga dengan berbagi dan mengkoordinasikan praktek bisnis terbaik dari masing-masing dalam perusahaan seluruh kelompok akan mendapatkan keuntungan dari setiap pengalaman orang lain.

6. Estimasi biaya, jenis-jenisnya dan alat serta tekniknya.

Mengembangkan perkiraan atau estimasi biaya sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek. Dalam sebuah estimasi biaya terdapat identifikasi dan pertimbangan dalam memperkirakan beberapa alternatif biaya untuk memulai dan menyelesaikan proyek. Jumlah biaya yang akan dikeluarkan dan risiko harus dapat dipertimbangkan, misalnya seperti membuat keputusan untuk membeli suatu barang atau hanya menyewanya saja untuk keperluan proyek, berbagi sumber daya dalam rangka mengoptimalkan biaya dalam proyek. Biaya yang disusun akan memperhitungkan keseluruhan sumber daya yang dibutuhkan dalam sebuah proyek, termasuk tenaga kerja, material, peralatan, jasa, dan fasilitas dan beberapa kategori spesial seperti faktor inflasi atau biaya contingency. Estimasi biaya merupakan penilaian kuantitatif yang mendekati untuk kebutuhan sumber daya dalam proyek.

Alat dan teknik dasar untuk perkiraan biaya :
Analog atau perkiraan top-down: menggunakan biaya yang sebenarnya dari sebuah proyek, sebelumnya sama sebagai dasar untuk memperkirakan biaya proyek ini.

8. Jenis Masalah dan Estiminasi Biaya IT

Agar tidak terjadi kerugian dalam mengerjakan kontrak pekerjaan konstruksi, ada beberapa jenis estimasi biaya konstruksi yang bisa anda pilih untuk menentukan harga. Tentunya sebelumnya harus disepakati antara kontraktor dengan owner metode mana yang akan dipakai. Berikut metode dan jenis estimasi biaya konstruksi tersebut :

  1. Estimasi Harga Pasti
  2. Ada dua metode yang bisa anda gunakan dalam membuat estimasi harga pasti :
    a. Metode Lupsum
    Ini dilakukan bila jenis pekerjaan dan jumlahnya telah diketahui dan dikenal benar. Dalam hal ini resiko bagi kontraktor relatif tinggi. Owner diuntungkan dengan harga yang sudah pasti sehingga bisa membuat anggaran.
    b. Metode Harga Satuan
    Metode harga satuan ditentukan berdasarkan harga per item pekerjaan. Dalam penawaran dicantumkan estimasi jumlah setiap jenis pekerjaan untuk kemudian ditotalkan brdasarkan gambar rencana arsitektur.

  3. Estimasi Harga Perkiraan
  4. Estimasi ini didasarkan fakta rincian biaya dari proyek sebelumnya. Beberapa metode yang bisa digunakan :
    a. Harga per Fungsi
    Perhitungan berdasarkan pada estimasi setiap fungsi penggunaan.
    b. Harga Luas
    Metode ini mendasarkan perhitungan luas persegi.
    c. Harga Volume
    Harga volume didasarkan pada kubikasi volume bangunan.
    d. Modular Takeoff
    Metode ini mengacu pada konsep modul kemudian dikalikan dengan seluruh proyek.
    e. Partial Takeoff
    Metode dengan menggabungkan semua jenis pekerjaan yang sebelumnya diperkiraan berdasarkan harga satuan.
    f. Harga Satuan panel
    Metode ini dilakukan dengan mengasumsikan harga satuan per luas lantai, keliling, dinding, atap dan semua item pekerjaan lainnya.

10. Project Fortopolio Management

Manajemen Portofolio Proyek (PPM) adalah manajemen terpusat dari proses, metode, dan teknologi yang digunakan oleh manajer proyek dan kantor manajemen proyek (PMOS) untuk menganalisis dan kolektif mengelola kelompok proyek sekarang atau yang diusulkan berdasarkan karakteristik banyak kunci . Tujuan dari PPM adalah untuk menentukan campuran sumber daya yang optimal untuk pengiriman dan jadwal kegiatan untuk mencapai tujuan terbaik operasional dan keuangan organisasi - sementara menghormati kendala yang diberlakukan oleh pelanggan, tujuan strategis, atau faktor eksternal dunia nyata.
Berbeda open source dan perangkat lunak teknologi komersial dapat memberikan kritis, memungkinkan platform untuk PPM.


Sumber :
http://dhonykurniadi0204.blogspot.com/2012/01/project-cost-management-manajemen-biaya.html
http://developerdankontraktor.blogspot.com/2011/09/jenis-estimasi-biaya-konstruksi.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Project_portfolio_management.
http://wmahendra.blogspot.com/2013/11/7-project-cost-management-manajemen.html
http://jeffri-ramadhan.blogspot.com/2012/01/project-cost-management-manajemen-biaya.html
http://t3rh3mp45.wordpress.com/2012/11/04/project-cost-management-manajemen-biaya/

Project Time Management (Manajemen Waktu)
Oleh : Reza Fazria Rahmawan - 45110799


2. Proses manajemen waktu proyek
Ada tiga tahap yang harus dilakukan dalam manajemen proyek yaitu :
  1. Proses Perencanaan (Planning Process)
  2. mencakup tentang penetapan sasaran, pendefinisian proyek dan pembentukan organisasi tim, adapun dalam mengerjakan beberapa proyek sekaligus (umumnya pada perusahaan besar), cara yang efektif untuk menugaskan tenaga kerja dan sumber daya fisik adalah melalui organisasi proyek. Organisasi proyek dipimpin oleh seorang manajer proyek yang mengkoordinasikan kegiatan proyek dengan departemen lain maupun membuat laporan kepada manajemen puncak.
  3. Penjadwalan (Schedulling)
  4. Penjadwalan (Schedulling) yaitu menghubungkan antara tenaga kerja, uang, dan bahan yang digunakan dalam proyek. Penjadwalan proyek meliputi kegiatan menetapkan jangka waktu kegiatan proyek yang harus diselesaikan, bahan baku, tenaga kerja serta waktu yang dibutuhkan oleh setiap aktivitas. Pendekatan yang populer digunakan adalah Diagram Gantt atau Metode Bagan Balok (Bar Chart). Cara penjadwalan proyek yang lain adalah PERT (Project Evaluation and Review Technique) dan CPM (Critical Path Method).
  5. Pengendalian (Controlling)
  6. Pengendalian proyek meliputi pengendalian terhadap sumber daya, biaya, kualitas dan anggaran. Pengendalian proyek juga digunakan untuk merevisi rencana proyek dan memungkinkan untuk mengganti/menggeser sumber daya ke tempat yang memerlukan (mengelola ulang) sehingga tepat waktu dan biaya.Pengendalian proyek melibatkan pengawasan ketat pada sumber daya, biaya, kualitas dan budget. Pengendalian juga berarti penggunaan loop umpan balik untuk merevisis rencana proyek dan pengaturan sumber daya kemana diperlukan.
4. Project Network Diagrams (Activity-on-Arrow (AOA)Network Diagram, Arrow Diagramming Method (ADM), dan Precedence Diagramming Method (PDM)
Cara membuat AOA :
  1. Cari semua kegiatan gambarlah letak point dimulai kegiatan itu pada node / lingkaran sampai letak point selesainya proyek . Setelah selesai menggambar node , tarik panah antara node dan hubungkan masing masing node. Masukan huruf kegiatan atau nama dan perkiraan durasi pada panah terkait.
  2. Melanjutkan menggambar diagram jaringan, bekerja dari kiri ke kanan. Masing - masing panah diberi aktivitas.
  3. Lanjutkan menggambar diagram jaringan proyek sampai semua kegiatan yang disertakan pada diagram yang memiliki keterkaitan.
  4. Sebagai aturan praktis, semua panah harus menghadap ke kanan, dan tidak ada panah harus menyeberang pada diagram jaringan AOA.
  5. Contoh Diagram AOA :

    Precedence Diagramming Method (PDM) :
    • Kegiatan yang diwakili oleh kotak
    • Panah menunjukkan hubungan antara kegiatan
    • Lebih populer daripada metode ADM dan digunakan oleh perangkat lunak manajemen proyek
    • Lebih baik untuk menunjukkan berbagai jenis dependensi (Keterkaitan)

    Contoh Diagram PDM :

6. Estimasi durasi aktivitas dan pembentukan jadwal (Gantt Charts, dan Critical Path Method (CPM))
Estimasi Durasi Aktivitas :
Durasi mencakup jumlah waktu aktual utk mengerjakan suatu aktivitas ditambah waktu yg hilang (elapsed time). Effort adalah jumlah hari-kerja atau jam kerja yg dibutuhkan utk menyelesaikan sebuah tugas. Effort biasanya tidak sama dgn durasi. Individu yg mengerjakan pekerjaan hrs membantu dlm membuat estimasi durasi aktivitas dan kemudian harus ditinjau ulang oleh seorang ahli.

Pembentukan Jadwal :
Gunakan hasil proses manajemen waktu utk menentukan tanggal mulai dan selesainya proyek. Tujuan utama adalah utk membuat jadwal proyek yg realistis yg dpt digunakan sbg dasar untuk memantau kemajuan proyek dalam dimensi waktu. Tool dan teknik yg terkait adalah :
  • Gantt Charts
  • Critical Path Analysis
  • Critical Chain Scheduling
  • PERT Analysis

8. Teknik Memperpendek Jadwal Proyek
Proyek adalah serangkaian kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu dengan alokasi sumber daya yang tersedia dan bertujuan untuk melaksanakan tugas yang telah ditetapkan. Penjadwalan proyek adalah rencana pengurutan kerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan sasaran khusus dengan saat penyelesaian yang jelas. Setiap aktivitas dalam proyek, pada dasarnya dituntut agar mampu menggunakan waktu secara efektif dan efisien dengan hasil yang berkualitas. Untuk itu digunakan analisis dengan metode PERT (Program Evaluation and Review Technique). PERT adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang ada di dalam suatu proyek.
  1. Metode Menggunakan Model Optimasi
  2. Pada percepatan PERT menggunakan model optimasi sasarannya yaitu pada probabilitas yang dihasilkan. Pada tahap ini diasumsikan biaya yang dikeluarkan adalah biaya percepatan secara keseluruhan. Sedangkan biaya pada hasil optimasi hanya sebagai nilai untuk mencari probabilitas yang dimaksud. Percepatan waktu pada proyek dengan metode PERT merupakan percepatan secara probabilitas. Dengan mengalokasikan sejumlah biaya tambahan pada jalur kritis, diharapkan dapat mempercepat waktu penyelesaian proyek beberapa hari. Untuk itu digunakan model matematika yang akan dibentuk dari distribusi probabilitas normal. Dalam kaitannya digunakan distribusi probabilitas standar.
  3. Metode Menggunakan CPM
  4. Pada percepatan PERT menggunakan metode percepatan CPM. Pada metode ini biaya yang dikeluarkan diharapkan sesuai dengan waktu percepatan yang dihasilkan. Sehingga pada pengerjaannya lebih terarah pada biaya tiap satuan waktu dan jalur kegiatannya.

10. Critical Chain Scheduling
Critical Chain Scheduling adalah tugas tergantung yang mendefinisikan batas minimal selesainya proyeOleh karena itu, adalah aman untuk mengasumsikan bahwa rantai kritis terbuat dari tugas - tugas tergantung urutannya. Dalam Critical Chain Scheduling ( CCS ) , tugas-tugas bergantung dijadwalkan dengan cara yang palingefektif dan menguntungkan.Ketika datang ke CCS, dependensi yang digunakan untuk menentukan rantai kritis. Dalam kasus ini , dua jenis dependensi yang digunakan ; Hand Off Depencies dan Resource Depedencies.CCS adalah sebuah metodologi yang berfokus pada leveling Resource . Meskipun tugas sebagian besar menentukan jadwal proyek , pemanfaatan sumber daya memainkan peran kunci .Sebuah metodologi seperti CCS mungkin sangat sukses dalam lingkungan , di mana tidak ada kekurangan sumber daya.
Namun dalam kenyataannya, hal ini tidak terjadi. Proyek dijalankan dengan sumber daya yang terbatas dan sumber daya yang rata merupakan faktor penting. Oleh karena itu , penjadwalan rantai kritis memberikan jawaban yang lebih baik untuk proyek-proyek yang intensif sumber daya untuk mengelola pengiriman mereka.
12. Penggunaan Software Dalam Mendukung Manajemen Waktu Proyek
Sama seperti metodologi jalur kritis, ada perangkat lunak untuk penjadwalan rantai kritis. Perangkat lunak ini dapat dikategorikan menjadi "Stand Alone" dan "Client-Server" Perangkat lunak ini mendukung lingkungan multi-proyek secara default. Oleh karena itu, perangkat lunak ini berguna ketika mengelola proyek besar sebuah perusahaan besar.

Sumber :
http://informatika.web.id/proses-dalam-manajemen-proyek.htm
http://eriskusnadi.wordpress.com/2012/03/18/activity-network-diagram-part-1/
http://hspm.sph.sc.edu/COURSES/J716/CPM/CPM.html
http://asq.org/quality-press/display-item/index.html?item=H1224
http://agape92.blogspot.com/2011/11/group-proses-manajemen-proyek-dan.html.
http://gerryghost.wordpress.com/2011/12/16/project-scope-management/.

Thursday, November 14, 2013

Project Scope Management (Manajemen Ruang Lingkup)
Oleh : Reza Fazria Rahmawan - 45110799


2. Proses Project Scope Management

Salah satu dari yang terpenting dan yang memiliki banyak aspek sulit dari manajemen proyek, adalah mendenifisikan ruang lingkup (scope) suatu proyek. Scope dapat juga diartikan sebagai semua pekerjaan yang dikembangkan dalam menghasilkan produk dari proyek dan proses yang digunakan untuk menbentuk kedemuanya (Schwalbe, 2006).
Project Scope Management termasuk suatu proses yang dikembangakn untuk mendefinisikan dan mengontrol apa yang termasuk atau tidak yang termasuk dalam suatu proyek. Hal tersebut untuk memastikan tim proyek dan stakeholders memiliki perngertian yang sama mengenai produk apa yang dihasilkan dari proyek dan proses apa saja yang akan digunakan oleh tim proyek untuk menghasilkan produk tersebut, ada lima proses utama yang dikembangkan dalam project scope manajement yaitu :

  1. Scope Planning
  2. Scope Planning menjelaskan bagaimana suatu scope didefinisikan, diuji, dan diawasi serta bagaimana Work Breakdown Structure (WBS) akan dibuat. Scope Planning merupakan langkah awal dari scope manajement plan. Ukuran proyek,kompleksitas, kepentingan, dan faktor – faktor lain akan mempengaruhi seberapa banyak usaha yang dihabiskan pada scope planning.
    Hasil utama dari scope planning adalah suatu scope management plan yang mempersiapkan suatu dokumen yang berisi deskripsi bagaimana tim akan mempersiapkan project scope statement, membuat WBS, memastikan penyelesaian dari proyek yang dikerjakan dan mengontrol perubahan pada scope proyek.

  3. Scope Definition
  4. Langkah selanjutnya adalah menentukan lebih lanjut pekerjaan yang dibutuhkan untuk proyek. Scope definition yang bagus sangat penting untuk kesuksesan proyek karena sangat membantu meningkatkan akurasi dari waktu, biaya, dan sumber yang digunakan, serta menegaskan suatu baseline untuk memastikan kemampuan dan mengontrol proyek dan juga membantu dalam memperjelaskan komunikasi dalam tanggung jawab kerja. Hasil utama dari scope definition adalah project scope statement.

  5. Create WBS
  6. Setelah menyelesaikan proses scope palnning dan definition, langkah selanjutnya dalam project management adalah membuat suatu work breakdown structure (WBS). WBS adalah pengelompokan pekerjaan sulit dalam suatu proyek yang menentukan total scope dari proyek. Karena banyak proyek melibatkan banyak orang dan banyak perbedaan, ini sangat penting untuk menyusun dan memutuskan pekerjaan kedalam bagian logika dan didasari pada bagaimana pekerjaan akan dapat ditingkatkan. WBS merupakan dokumen pondasi pada project manajement karena menyediakan dasar untuk perencanaan dan pengaturan jadwal proyek, biaya, sumber, dan perubahan.
    WBS sering digambarkan sebagai suatu task-oriental family tree dari aktivitas, sama dengan suatu bagan organisasi, suatu tim proyek sering menyusun WBS untuk produk proyek, fase proyek, atau menggunakan project management process group. Banyak orang suka membuat WBS dalam bagan untuk membantu membayangkan proyek dan semua bagian utama dari proyek tersebut.

  7. Scope Vertifications
  8. Melibatkan persetujuan formal dari project scope yang diselesaikan oleh stakeholders. Persetujaun ini sering dicapai dengan melakukan penyelidikan pada pelangaran. Untuk menerima persetujuan formal dari project scope, tim proyek harus membuat dokumentasi yang jelas dari produk proyek dan prosedur untuk menevaluasi jika proyek sudah diselesaikan dengan benar dan menimbulkan kepuasan. Untuk mengurangi perubahan scope, sangat perlu dilakukan pekerjaan yang dapat memastikan project scope.

  9. Scope Control
  10. Scope Contro melibatkan peraturan perubahan untuk project scope. Pengguna sering tidak yakin bagaimana mengingkan tampilan untuk dilihat atau fungsi apa yang dibutuhkan untuk meningkatkan performa bisnisnya. Pengembang tidak yakin bagaimana mengartikan user requirement, dan mereka juga memilki keterkaitan dengan teknologi yang terus berubah.
    Tujuan dari scope control adalah mempengaruhi factor yang menyebabkan perubahan scope, menyakinkan perubahan yang diproses berdasarkan pada prosedur yang dikembangkan sebagai bagian dari mengintegrasikan perubahan control, dan mengatur perubahan ketika perubahan ini terjadi. Scope control termasuk mengidentifikasikan, mengevaluasi, dan mengimplementasikan perubahan dari project scope sebagai progress dari proyek.


4. Mengapa perusahaan investasi pada TI

  • Investasi merupakan salah satu keharusan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan, terutama ketika bisnisnya sedang berada dalam tahap awal, yaitu pada tingkat pembentukan dan pertumbuhan (infancy dan growth stages)

  • Namun, tidak jarang pimpinan perusahaan menganggap bahwa investasi terhadap teknologi informasi merupakan suatu hal yang tidak terlalu penting untuk dilakukan oleh perusahaan

  • Pada dasarnya peranan teknologi informasi bagi setiap perusahaan bersifat unik dan spesifik

  • Hal ini disebabkan karena masing-masing perusahaan memiliki strategi yang berbeda satu dengan lainnya

  • Walaupun dua buah perusahaan misalnya berada pada sebuah industri yang sama, namun peranan teknologi informasinya bisa sangat berbeda

  • Ditinjau dari segi peranan strategis teknologi informasi, paling tidak dapat ditemukan 5 jenis tujuan dari dilakukannya investasi terhadap perangkat teknologi tersebut antara lain

    1. Kelangsungan hidup perusahaan atau bisnis itu sendiri
    2. Memperbaiki efisiensi
    3. Memperbaiki efektitivitas usaha
    4. Keinginan perusahaan untuk mendapatkan suatu loncatan keunggulan kompetitif (competitive advantage leap)
    5. Peranan teknologi informasi sebagai salah satu perangkat infrastruktur

6. Proses rencana TI dan metode pemilihan proyek

Project time management dapat diartikan secara sederhana, melibatkan proses yang dibutuhkan untuk memastikan waktu penyelesaian dari proyek. Bagaimanapun, mencapai waktu penyelesaian suatu proyek tidak mudah. Ada enam proses utama yang dilibatkan dalam project time management yaitu :

  1. Activity Definition
  2. Activity definition melibatkan pengidentifikasikan aktivitas secara lebih rinci yang mana harus dilakukan oleh anggota tim proyek dan stakeholder untuk membuat suatu proyek. Tujuan utama dari proses activity definition adalah untuk memastikan bahwa tim proyek sudah benar – benar mengerti semua tugas yang harus mereka lakukan sebagai bagian dari project scope sehingga mereka dapat memulai penjadwalan kerja. Suatu aktivitas atau tugas adalah suatu elemen yang biasanya dapat diliat pada WBS yang disertai dengan durasi waktu, biaya dan resource yang digunakan.

  3. Activity Sequencing
  4. Setelah membuat aktivitas proyek, langkah selanjutnya dalan project time managemen adalah activity sequencing. Activity sequencing melibatkan pengematan kembali pada daftar aktivitas dan atribut, project scope management, daftar milestone, dan perubahan yang disetujui untuk menetukan hubungan antara aktivitas. Activity sequencing juga melibatkan evaluasi untuk dependensi dan perbedaan tipe dependensi.

  5. Activity Resource Estimating
  6. Sebelum mengestimasi durasi untuk setiap aktivitas, harus dimiliki suatu ide yang baik untuk kuantitas dan tipe dari resource (orang, peralatan, dan material) yang akan ditentukan setiap aktivitas. Secara alami proyek dan organisasi akan mempengaruhi perkiraan resource. Sangat penting untuk menentukan resource apa yang peril, termasuk orang yang memiliki pengalaman dan kemampuan dalam proyek yang sama dan dengan organisasi yang memiliki performa proyek.

  7. Activity Duration Estimating
  8. Bekerja dengan stakeholder untuk menetapkan aktivitas, menentukan dependensinya, dan mengestimasi resource-nya, proses selanjutnya dalam project time management adalah mengestimasi durasi dari aktivitas. Penting untuk diingat bahwa durasi termasuk jumlah dari waktu kerja pada aktivitas plus waktu yang dilewatkan.

  9. Schedule Development
  10. Schedule Development menggunakan hasil dari semua proses project time management yang sebelumnya untuk menentukan awal dari akhir dari proyek. Sering ada beberapa iterasi dari semua proses project time management sebelum suatu jadwal proyek diselesaikan. Tujuan akhir dari schedule development adalah untuk membuat suatu jadwal proyek yang realistis yang menyediakan suatu dasar untuk memantau berjalannya proyek untuk dimensi waktu proyek. Hasil utama dari proses ini adalah jadwal proyek, model data kadwal, suatu baswline jadwal, perubahan yang diinginkan, da perubahan untuk kebutuhan resource. Atribut aktivitas, kalender proyek, dan perencanaan manajemen proyek.

  11. Schedule Control
  12. Proses akhir dari project time management adalah schedule control. Seperti scope control, schedule control adalah suatu bagian dari proses pengendalian perubahan. Tujuan dari proses ini adalah untuk mengetahui status dari jadwal proyek, faktor yang depengaruhi karena perubahan jadwal,menentukan jadwal yang berubah, dan mengatur perubahan ketika perubahan itu terjadi.

8. Analisis keuangan proyek (Net Present Value Analysis, Net Present Value Example, Return on Investment, and Payback Analysis)

Pertimbangan keuangan seringkali merupakan aspek penting dari proses seleksi proyek. Tiga metode utama untuk menentukan nilai proyeksi keuangan proyek :

  1. Net Present Value (NPV) analysis adalah metode menghitung keuntungan moneter yang diharapkan atau rugi bersih dari proyek dengan diskon semua aliran kas yang diharapkan dan arus keluar ketitik hadir dan waktu
  2. Manajemen proyek sistem informasi

  3. Return on investmen (ROI) dihitung dengan mengurangi biaya proyek dari manfaat dan kemudian membaginya dengan biaya. Semakin tinggi ROI, makin baik

  4. Payback analysis

  5. Pertimbangan keuangan penting adalah analisis pengembalian (payback analysis). Payback period adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk menutup, dalam bentuk arus kas bersih, total dolar diinvestasikan dalam proyek. Payback terjadi ketika manfaat diskon kumulatif dan biaya lebih besar dari nol. banyak organisasi menginginkan proyek TI memiliki waktu pengembalian yang cukup singkat

10. Penerapan Balanced Scorecard

Pengukuran kinerja merupakan suatu hal penting bagi sebuah unit bisnis. Ini dikarenakan pengukura kinerja dapat digunakan untuk menilai keberhasilan suatu perusahaan. Selain itu juga dapat dipergunakan untuk melakukan penyusunan strategi-strategi bisnis yang cocok dan dapat dijadikan sebagai dasar dalam penyususnan system imbalan. Selama ini pengukuran kinerja yang sering digunakan adalah pengukuran kinerja yang hanya mengukur kinerja keuangan, tidak dapat mengambarkan kinerja perusahaan secara keseluruan. Pengukuran kinerja keuangan hanya menilai kinerja untuk jangka pendek dan tidak memperhitungkan harta-harta tak nampak.
Dengan adanya kekurangan tersebut, maka diciptakan Suatu metode pengukuran kinerja yang mempertimbangkan aspek keuangan dan non-keuangan yang dikenal dengan istilah Balance Scarecard. Pengukuran kinerja Balance Scorecard menyangkut empat perspektif yaitu : Perspektif Keuangan, Perspektif Pelanggan, Perspektif Proses Bisnis Internal dan Perspektif Belajar dan Berkembang. Penulis memilih menggunakan Rumah Sakit Kristen Tayu karena selama ini pengukuran kinerja yang dilakukan perusahaan masih menitik beratkan pada aspek keuangan.

12. Scope Planning and the Scope Statement

Scope Planning menjelaskan bagaimana suatu scope didefinisikan, diuji, dan diawasi serta bagaimana Work Breakdown Structure (WBS) akan dibuat. Scope Planning merupakan langkah awal dari scope manajement plan. Ukuran proyek,kompleksitas, kepentingan, dan faktor – faktor lain akan mempengaruhi seberapa banyak usaha yang dihabiskan pada scope planning.
Hasil utama dari scope planning adalah suatu scope management plan yang mempersiapkan suatu dokumen yang berisi deskripsi bagaimana tim akan mempersiapkan project scope statement, membuat WBS, memastikan penyelesaian dari proyek yang dikerjakan dan mengontrol perubahan pada scope proyek.
Scope Statement Langkah selanjutnya adalah menentukan lebih lanjut pekerjaan yang dibutuhkan untuk proyek. Scope Statement yang bagus sangat penting untuk kesuksesan proyek karena sangat membantu meningkatkan akurasi dari waktu, biaya, dan sumber yang digunakan, serta menegaskan suatu baseline untuk memastikan kemampuan dan mengontrol proyek dan juga membantu dalam memperjelaskan komunikasi dalam tanggung jawab kerja. Hasil utama dari scope definition adalah project scope statement.

14. Prinsip dasar pembentukan WBS

WBS adalah pembagian deliverables proyek berdasarkan kelompok kerja. WBS dibutuhkan karena dalam sebuah proyek biasanya melibatkan banyak orang dan berbagai deliverables, sehingga sangat penting mengorganisasikan pekerjaan-pekerjaan tersebut menjadi bagian-bagiannya, serta bagaimana mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tsb sesuai pembagian yang disepakati.

16. Penggunaan software dalam mendukung project scope management

Dalam pengaplikasiannya, kita bisa menggunakan software untuk membuat mana saja yang termasuk ruang lingkup pekerjaan suatu proyek. Tujuannya tidak lain agar memudahkan kita dalam memanage ruang lingkup kerja proyek. project scope management software yang menggunakan lisensi open source. Software ini menggunakan proprietary tools seperti Basecamp atau ActiveCollab. Collabtive sendiri ditulis menggunakan PHP5 dan menggunakan user interface berbasis Ajax. Selain itu juga mendukung hingga 30 bahasa berbeda dan terintegrasi dengan web services melalui XML API. Fungsi lain yang dimiliki adalah penggunaan To do list, Milestones, Calendar, Messaging/Instant Messaging, File Management, Role based user permissions, Timetracking, Tagging, Search, Reporting (berbentuk file Microsoft Excel dan PDF), Exporting ke berbagai bentuk file seperti ZIP, XML, RSS, iCal dan vCard), Importing from Basecamp XML dan Multilanguage


Sumber :
http://derianeka.blogspot.com/2011/11/manajemen-proyek-dan-manajemen-resiko_14.html
http://gerryghost.wordpress.com/2011/12/16/project-scope-management
http://ridwanlina.blogspot.com/2010/12/project-scope-management.html
http://andrydelfa.blogspot.com/2009/11/project-scope-management.html