Wednesday, October 16, 2013

Project Integration Management (Manajemen Integrasi)
Oleh : Reza Fazria Rahmawan - 45110799


1. Kunci sukses keseluruhan proyek : Project Integration Management yang baik

Beberapa sejarah yang pernah terjadi dalam dunia proyek :
  1. Manajer proyek harus mampu mengintegrasikan seluruh knowledge area selama project life cycle berlangsung
  2. Setiap anggota tim di dalam manajemen proyek berkoordinasi dengan baik
  3. Manajer proyek mampu memegang kendali dan memimpin jalannya proyek dengan baik
  4. Adanya dokumentasi yang lengkap untuk setiap proyek

3. Kerangka kerja integrasi manajemen proyek. Pengembangan, atribut, dan elemen umum dari sebuah rencana proyek

Manajemen integrasi proyek, terdiri dari: pengembangan perencanaan proyek, pelaksanaan proyek dan kontrol terhadap perubahan secara terpadu. Ini dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh elemen proyek terkoordinasi dengan baik
Manajemen ruang lingkup proyek: dimulai pada saat proyek ditetapkan lalu tahap perencanaan, perumusan proyek, verifikasi proyek hingga pengawasan, sehingga dipastikan pekerjaan yang dilakukan benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan syarat keberhasilan proyek
Manajemen waktu: mulai dari merumuskan aktivitas-aktivitas, tahapan aktivitas, perkiraan waktu yang dibutuhkan, penyusunan jadwal hingga kontrol kerja. Manajemen waktu penting dalam memperkirakan berapa panjang waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proyek sehingga dijamin selesai pada waktunya
Manajemen biaya: meliputi perencanaan sumber daya, perkiraan besarnya biaya, penganggaran hingga kontrol pembelanjaan. Hal ini penting, terutama untuk pengajuan dana proyek kepada donor sehingga dalam pelaksanaannya proyek dipastikan selesai sesuai dengan biaya yang telah dianggarkan
Manajemen mutu: dimulai dari perencanaan mutu, jaminan dan kontrol, penetapan standar yang ingin dicapai suatu proyek penting sehingga mendapatkan hasil yang memuaskan bagi pelaksana proyek maupun pihak-pihak lain (stakeholder)
Manajemen sumber daya manusia (SDM): mulai dari perencanaan organisasi, persiapan staf dan persiapan tim karena sebuah tim pelaksana proyek harus terdiri atas manusia-manusia yang memiliki kemampuan, dedikasi dan integritas. Manajemen SDM ini penting untuk menyusun komposisi SDM yang efektif bagi pelaksanaan proyek
Manajemen komunikasi proyek, terdiri atas: perencanaan komunikasi, sistem penyebaran informasi, pelaporan kinerja dan aspek administratif lain, ini untuk memastikan informasi seputar pelaksanaan proyek dapat dikelola dengan baik
Manajemen resiko, mulai dari identifikasi resiko, perencanaan manajemen resiko, analisa kualitatif dan kuantitatif resiko, perencanaan respon, monitoring dan kontrol resiko yang mungkin muncul (butir ini paling jarang dipersiapkan oleh sebagian besar pelaksana proyek, sehingga ketika muncul krisis tidak mampu menanggapi dengan cepat dan tepat). Proses ini erat kaitannya dengan identifikasi, analisis dan respon terhadap resiko yang muncul
Manajemen pengadaan, mulai dari perencanaan pengadaan, perencanaan kebutuhan sumber daya hingga segala ur mulai dari perencanaan pengadaan, perencanaan kebutuhan sumber daya hingga segala urusan administrasi kontrak-kontrak, bagian ini tampaknya sepele, tapi menjadi penting ketika ditemukan bahwa pelaksana proyek perlu bantuan dari pihak luar atau pihak lain, misalnya dari donor, mitra kerja ataupun dari pemerintah

5. Analisis Stakeholder dan contohnya

Stakeholder merupakan semua orang yang terlibat dalam berlangsungnya manajemen proyek. Stakeholder meliputi :

  1. Owner
  2. Pemegang saham
  3. Karyawan
  4. Suplier
  5. Manajer
  6. Konsumen

7. Alat dan teknik eksekusi proyek

  1. Metodologi manajemen proyek
  2. Manajemen proyek sistem informasi

9. Change Control System dan Change Control Boards(CCBs)

  • Sistem kontrol perubahan :
  • Proses yang terdokumentasi yang menggambarkan kapan dan bagaimana dokumendokumen proyek dan pekerjaannya dapat diubah. Menggambarkan orang yang berwenang untuk membuat perubahan dan bagaimana cara membuat perubahan tersebut . Seringkali melibatkan Change Control Board (CCBs), manajemen konfigurasi dan proses untuk mengkomunikasikannya

  • Change control board :
  • Kelompok formal dari orang-orang yang bertanggung} jawab untuk menyetujui atau menolak perubahan dalam proyek CCB harus memberikan panduan untuk mempersiapkan} perubahan, mengevaluasi perubahan dan mengelola implementasi perubahan yang disetujui . Anggota CCB biasanya terdiri} atas stakeholders dari keseluruhan organisasi

  • Masalah yang dihadapi :
  • CCB jarang bertemu dan membuat keputusan akan perubahan membutuhkan waktu rapat yang panjang, padahal proyek harus terus berjalan karena dibatasi oleh waktu yang telah disepakati


Sumber :
http://apk.blog.ittelkom.ac.id/blog/files/2011/02/MPTI41.pdf
http://yankumala.wordpress.com/2011/10/08/grup-proses-manajemen-proyek-dan-integrasi manajemen-proyek/
http://muamergani.blogspot.com/2010/10/project-integration-management.html http://xyz2110.blogspot.com/
http://atamarenaperdana93.blogspot.com/2011/12/manajemen-proyek-dan-resiko.html

Grup Proses Manajemen Proyek
Oleh : Reza Fazria Rahmawan - 45110799


1. Grup proses manajemen proyek

Dalam sebuah manajemen proyek terdapat sejumlah proses yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya, dan tiap-tiap proses tersebut membentuk suatu grup proses Dalam manajemen proyek terdapat 5 grup proses:

  1. Inisisasi yaitu dilakukannya pendefinisian proyek
  2. Perencanaan proyek yaitu mendefinisikan dan merinci tujuan proyek, serta merencanakan aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan proyek itu sendiri dan sesuai batasan yang telah disepakati
  3. Eksekusi yaitu mengintegerasikan semua sumber daya yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan proyek dengan melaksanakan apa yang sudah direncanakan
  4. Kontrol yaitu mengukur dan memonitor secara berkala kemajuan proyek serta mengidentifikasi adanya penyelewengan pelaksanaan dari rencana yang sudah dibuat sebelumnya
  5. Akhir melakukan formalisasi hasil proyek berupa barang atau jasa yang dihasilkan dari proyek

3. Membangun metodologi manajemen proyek IT

Sebuah perusahaan vendor IT atau vendor apapun yang hidup matinya bergantung pada keberadaan proyek, memiliki masalah yang sama dalam menentukan metodologi apa yang cocok untuk digunakan dalam pengerjaan proyek. Dalam dunia IT lebih dalam lagi akan ada pertanyaan metodologi apa yang cocok untuk pengembangan software atau untuk digunakan sebagai acuan Software Development Life Cycle (SDLC)
Pengalaman membuktikan, tidak adanya kejelasan metodologi yang jelas yang digunakan perusahaan akan membuat proyek berjalan tanpa arah dan akan sangat tergantung dari individu manajer proyeknya. Jika kondisi itu berlangsung pada proyek yang kompleks dan ditangani oleh manajer proyek yang tidak berpengalaman maka akan berakhir pada kegagalan proyek. Bagi orang yang lebih tinggi yaitu atasan dari manajer proyek, hal tersebut akan membuat proyek-proyek tidak bisa dimonitor apalagi dikontrol
Memilih metodologi proyek memang bukan hal yang mudah. Kita tau ada berbagai macam metodologi mulai yang general, yang bisa diimplementasikan pada proyek apapun seperti PMBOK, PRINCE2 maupun yang spesifik untuk domain tertentu misalnya SWEBOK, XP, Scrum yang digunakan pada proyek development software. Masing-masing metodologi memiliki keuntungan dan kita perlu untuk TIDAK memilih begitu saja satu metodologi karena saya percaya tidak ada metodologi yang "one size fits all"
Kita dapat mengelaborasikan beberapa metodologi dan membuatnya pesifik untuk perusahaan dengan catatan metodologi tersebut didefinisikan agar sesuai dengan sifat dari proyek-proyek yang ada dan sebisa mungkin masih dapat disesuaikan (tailored) sesuai dengan besarnya proyek
Untuk mengelaborasi metodologi, sebaiknya kita mulai dengan studi beberapa metodologi yang sudah ada. Ada baiknya kita membuat listing yang lengkap dari metodologi yang yang sudah ada, mempelajarinya secara high level, kemudian menentukan yang menjadimain interest, lalu melakukan klasifikasi seperti yang dijelaskan sebuah artikel "Defining & Classifying Project Management Methodologies." Berikut ini gambaran level dari klasifikasi metodologi manajemen proyek dari artikel tersebut
Ada baiknya perusahaan membuat sebuah referensi metodologi manajemen proyek pada Level 3 (Organization specific, customized methodology). Yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat diadaptasi menjadi L4 maupun L5 sesuai kemampuan manajer proyek
Sebuah kesimpulan yang menarik terkait pemilihan metodologi ini dapat kita lihat dari artikel "Methodology Per Project". Menurut penulis artikel tersebut, Alistair Cockburn, metodologi memiliki sepuluh elemen dasar yaitu: roles, skills, activities, techniques, tools, teams, deliverables, standards, quality measures dan project values. Tidak semua metodologi mencakup semua elemen tersebut, semakin besar proyek maka harus semakin besar metodologinya artinya aspek elemen yang dicakup harus semakin lengkap. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara mengelaborasi beberapa metodologi. Lebih jauh lagi, perusahaan seharusnya tidak hanya mendefinikan acuan metodologi tetapi sebuah common frame of reference yang mencakup:

  • A common project management model
  • Companywide project management training programs
  • Project management career development
  • Knowledge-sharing activities

5. Inisiasi Proyek

Inisiasi proyek merupakan tahap awal kegiatan proyek sejak sebuah proyek disepakati untuk dikerjakan. Pada tahap ini, permasalahan yang ingin diselesaikan akan diidentifiasi. Beberapa pilihan solusi untuk menyelesaikan permasalahan juga didefinisikan. Sebuah studi kelayakan dapat dilakukan untuk memilih sebuah solusi yang memiliki kemungkinan terbesar untuk direkomendasikan sebagai solusi terbaik dalam menyelesaikan permasalahan. Ketika sebuah solusi telah ditetapkan, maka seorang manajer proyek akan ditunjuk sehingga tim proyek dapat dibentuk dan berakhir ketika manajer proyek diberikan otoritas juga petunjuk untuk memulai perencanaan

7. Rencana Proyek

Rencana proyek merupakan sebuah kerangka gagasan – gagasan dalam menjalankan sebuah manajemen proyek dan demi mensukseskan apa yang menjadi tujuan manajemen proyek itu dibuat

Sumber :
http://iiam.blogdetik.com/2011/10/16/grup-proses-manajemen-proyek/
http://ejlp.blogspot.com/2010/05/memilih-metodologi-manajemen-proyek.html
http://indiegocreativity.blogspot.com/2010/03/mpti-case-study-jwd-consultings-project.html
http://atamarenaperdana93.blogspot.com/2011/12/manajemen-proyek-dan-resiko.html

Konteks Manajemen Proyek dan TI
Oleh : Reza Fazria Rahmawan - 45110799


1. Gambaran sistem dari manajemen proyek

3. Pemahaman mengenai Organisasi dan struktur dasar organisasi serta pengaruhnya pada proyek

  1. Frame Struktual : Berfokus pada peran dan tanggung jawab, koordinasi dan kontrol. Grafik organisasi membantu mendefinisikan frame ini

  2. Frame sumber daya manusia : Fokus pada penyediaan harmoni antara kebutuhan organisasi dan kebutuhan masyarakat

  3. Frame politik : Menganggap organisasi koalisi terdiri dari individu bervariasi dan kelompok kepentingan. Konflik dan kekuasaan merupakan masalah utama

  4. Frame simbolik : Berfokus pada simbol dan makna yang berkaitan dengan peristiwa. Kebudayaan adalah penting

5. Phase dan siklus hidup proyek

Menurut Schwalbe (2004, pp43-44), Daur hidup proyek (Project Life Cycle) merupakan kumpulan dari tahapan-tahapan proyek. Tahapan dari daur hiup proyek terdiri dari :
  1. Project Feasibility : terdiri dari tahap konsep pengembangan, tahapan ini berfokus pada perencanaan
  2. Project Acquisition : terdiri dari tahapan implementasi dan penyelesaian (close out) berfokus pada penyampaian tugas yang dilaksanakan

Sebuah proyek harus dapat menyelesaikan setiap thapan sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya. Pendekatan daur hidup proyek menyediakan suatu kontrol manajemen yang baik dan hubungan yang tepat terhadap operasi yang berjalan dalam organisasi

7. Model prediksi siklus hidup

Merupakan metodologi umum dalam siklus pengembangan sistem, dan merupakan penyusunan suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama dengan atau memperbaiki sistem yang sudah ada.
Dalam perkembangannya siklus ini terdapat berbagai model, diantaranya :

  1. Model Water Fall
  2. Model rekayasa piranti lunak yang diuraikan oleh Roger S. Pressman (1992: 24) salah satunya adalah waterfall model. Model ini memberikan pendekatan-pendekatan sistematis dan berurutan bagi pengembangan piranti lunak.
    Berikut adalah gambar pengembangan sistem perangkat lunak dengan proses SDLC (System Development Life Cycle) dengan model waterfall.

    Penjelasan dari tahap-tahap waterfall model adalah sebagai berikut:
    • Perancangan Sistem (System Enginering)
    Perancangan sistem sangat diperlukan, karena piranti lunak biasanya merupakan bagian dari suatu sistem yang lebih besar. Pembuatan sebuah piranti lunak dapat dimulai dengan melihat dan mencari apa yang dibutuhkan oleh sistem. Dari kebutuhan sistem tersebut akan diterapkan kedalam piranti lunak yang dibuat.
    • Analisa Kebutuhan Piranti Lunak (Software Requirement Analysis)
    Merupakan proses pengumpulan kebutuhan piranti lunak. Untuk memahami dasar dari program yang akan dibuat, seorang analisis harus mengetahui ruang lingkup informasi, fungsi-fungsi yang dibutuhkan, kemampuan kinerja yang ingin dihasilkan dan perancangan antarmuka pemakai piranti lunak tersebut.
    • Perancangan (Design)
    Perancangan piranti lunak merupakan proses bertahap yang memfokuskan pada empat bagian penting, yaitu: Struktur data, arsitektur piranti lunak, detil prosedur, dan karakteristik antar muka pemakai.
    • Pengkodean (Coding)
    Pengkodean piranti lunak merupakan proses penulisan bahasa program agar piranti lunak tersebut dapat dijalankan oleh mesin.
    • Pengujian (Testing)
    Proses ini akan menguji kode program yang telah dibuat dengan memfokuskan pada bagian dalam piranti lunak. Tujuannya untuk memastikan bahwa semua pernyataan telah diuji dan memastikan juga bahwa input yang digunakan akan menghasilkan output yang sesuai.
    Pada tahap ini pengujian ini dibagi menjadi dua bagian, pengujian internal dan pengujian eksternal. Pengujian internal bertujuan menggambarkan bahwa semua statement sudah dilakukan pengujian, sedangkan pengujian eksternal bertujuan untuk menemukan kesalahan serta memastikan output yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan.
    • Pemeliharaan (Maintenance)
    Proses ini dilakukan setelah piranti lunak telah digunakan oleh pemakai atau konsumen. Perubahan akan dilakukan jika terdapat kesalahan, oleh karena itu piranti lunak harus disesuaikan lagi untuk menampung perubahan kebutuhan yang diinginkan konsumen.


  3. Model Prototyping
  4. Menurut Raymond McLeod, prototype didefinisikan sebagai alat yang memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara system berfungsi dalam bentuk lengkapnya, dan proses untuk menghasilkan sebuah prototype sisebut prototyping.
    Prototyping adalah proses pembuatan model sederhana software yang mengijinkan pengguna memiliki gambaran dasar tentang program serta melakukan pengujian awal. Prototyping memberikan fasilitas bagi pengembang dan pemakai untuk saling berinteraksi selama proses pembuatan, sehingga pengembang dapat dengan mudah memodelkan perangkat lunak yang akan dibuat. Prototyping merupakan salah satu metode pengembangan perangat lunak yang banyak digunakan.


    Proses-proses tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
    1. Pengumpulan kebutuhan: developer dan klien bertemu dan menentukan tujuan umum, kebutuhan yang diketahui dan gambaran bagian-bagian yang akan dibutuhkan berikutnya.
    2. Perancangan: perancangan dilakukan cepat dan rancangan mewakili semua aspek software yang diketahui, dan rancangan ini menjadi dasar pembuatan prototype.
    3. Evaluasi Prototype: klien mengevaluasi prototype yang dibuat dan digunakan untuk memperjelas kebutuhan software.

  5. Rapid application development (RAD)
  6. RAD atau rapid prototyping adalah model proses pembangunan perangkat lunak yang tergolong dalam teknik incremental (bertingkat). RAD menekankan pada siklus pembangunan pendek, singkat, dan cepat. Waktu yang singkat adalah batasan yang penting untuk model ini. Rapid application development menggunakan metode iteratif (berulang) dalam mengembangkan sistem dimana working model (model bekerja) sistem dikonstruksikan di awal tahap pengembangan dengan tujuan menetapkan kebutuhan (requirement) user dan selanjutnya disingkirkan. Working model digunakan kadang-kadang saja sebagai basis desain dan implementasi sistem final

9. Fungsi kerja manajemen proyek

Manajemen proyek diperlukan untuk mengatur jalannya proyek agar tepat selesai pada waku nya dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Manajemen proyek harus berjalan dengan efektif dan efisien untuk hasil yang memuaskan.
Dalam manajemen proyek diperlukan sebuah tim yang biasanya terdiri dari :

  1. Project Manager : Orang yang mengatur jalannya proyek
  2. System Analyst : Orang yang menganalisis proyek
  3. Engineer : Teknisi yang bertanggung jawab atas berjalannya proyek
  4. Programmer : Orang yang membuat sebuah program
  5. Desainer : Orang yang mendesain layout dari proyek

11. Karakteristik dari manajer proyek yang efektif dan tidak efektif

Effective project manager:

  • Visioner
  • Kompeten
  • Motivator yang baik
  • Mendukung anggota tim
  • Membuat ide-ide baru
Ineffective project manager:
  • Minder
  • Motivator yang baik
  • Tidak kompeten
  • Komunikator yang buruk
  • Pasif


Sumber :
http://www.informaticse.com/2012/02/metode-prototyping.html
http://bangded.blogspot.com/2011/04/metode-sdlc-model-waterfall.html
http://iiam.blogdetik.com/2011/10/02/konteks-manajemen-proyek-dan-ti/
http://lembahperasaan.blogspot.com/2010/03/dasar-dasar-struktur-organisasi.html
http://zoneep.wordpress.com/2009/04/27/tahapan-tahapan-siklus-hidup-proyek/

Pengenalan Manajemen Proyek
Oleh : Reza Fazria Rahmawan - 45110799


1. Latar belakang, sejarah dan motivasi mempelajari manajemen proyek khususnya TI

Beberapa sejarah yang pernah terjadi dalam dunia proyek :
  • Penelitian Standish Group menunjukkan 31,1% mengejutkan proyek akan dibatalkan sebelum mereka pernah mendapatkan selesai.
  • Hasil lebih lanjut menunjukkan 52,7% dari proyek akan menelan biaya lebih dari 189% perkiraan asli mereka.
  • Di sisi keberhasilan, rata-rata hanya 16,2% untuk perangkat lunak proyek yang diselesaikan tepat waktu
  • Pada tahun 2003 rata-rata manajer proyek senior di US berpenghasilan hampir $ 90,000 per tahun
  • Di Amerika Serikat, nomor-satu realitas acara TV pada tahun 2004, menggambarkan peran manajer proyek penting dalam bisnis

Ketika ada pengerjaan proyek disuatu bidang yang berhubungan dengan TI, kerap kali ada hambatan dalam pengerjaan proyek tersebut. Maka dilakukanlah berbagai analisis untuk menangani masalah tersebut. Salah satunya yaitu dengan menganalisis resiko yang terjadi sebelum memulai proyek. Merupakan tindakan yang terlambat jika memulai proyek tanpa menganalisa resiko yang akan terjadi tersebut, karena jika tidak maka suatu proyek akan setengah jalan bahkan gagal karena ketidakmampuan menangani suatu resiko tersebut. Maka dengan itu, demi antisipasi kegagalan pelaksaan suatu pekerjaan atau proyek pada bidang TI, diperlukanlah Manajemen Proyek dan Resiko.

Motivasi mempelajari manajemen proyek :
  • Agar bisa menguasai pengertian konsep dasar proyek, fungsi dan batasan-batasannya
  • Agar bisa memahami dasar-dasar/metoda dalam menganalisa dan merancang suatu proyek sistem informasi
  • Agar mampu membuat proposal proyek sistem informasi dengan menggunakan perangkat lunak yang ada

3. Pengertian proyek dan manajemen proyek

Proyek menurut A. Koolma dan C.J.M Van de Schoot, merupakan suatu tugas yang perlu dirumuskan untuk mencapai sasaran yang dinyatakan secara konkrit serta harus diselesaikan dalam waktu periode tertentu dengan menggunakan tenaga manusia dan alat–alat yang terbatas dan begitu kompleks sehingga dibutuhkan pengelolaan dan kerjasama yang berbeda dari yang biasanya digunakan.
Sedangkan pengertian manajemen proyek dapat diartikan sebagai penerapan fungsi-fungsi manajemen dalam semua kegiatan yang mengatr jalannya kegiatan-kegiatan dalam pelaksanaan proyek untuk semua tahapan proyek (Santosa Budi, 1997).

5. Kerangka kerja dan area knowledge manajemen proyek.

Kerangka kerja manajemen proyek, yaitu :

  1. Tahap persiapan proyek
  2. Tahap persiapan bangunan
  3. Tahap pelelangan dan kontrak perusahaan
  4. Tahap pelaksanaan pembangunan fisik (konstruksi)
  5. Tahap uji coba proyek sebelum penyerahan (penilaian)

Area knowledge manajemen proyek :

7. Hubungan manajemen proyek dengan disiplin ilmu lain.

  • Manajemen umum meliputi perencanaan, pengorganisasian, staf, melaksanakan, dan mengendalikan operasi perusahaan berlangsung. Manajemen umum juga termasuk mendukung disiplin ilmu seperti pemrograman computer, hukum, statistic dan teori probabilitas,logistic dan personel. PMBOK ini tumpang tindih manajemen umum di banyak daerah- prilaku organisasi, peramalan keuangan, dan teknik perencanaan

  • Sebagian besar pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengelola proyek yang unik atau hampir unik untuk manajemen proyek (misalnya: analisis jalur kritis dan struktur kerja rincian). Namun PMBOK tidak tumpang tindih dengan disiplin manajemen yang lainnya

  • Daerah aplikasi adalah kategori proyek yang memeiliki elemen umum yang signifikan dalam proyek tsb namun tidak dibutuhkan hadir dalam semua proyek. Daerah aplikasi didefinisikan dalam hal Teknis elemen, seperti pengembangan perangkat lunak, farmasi atau teknik kontruksi.Manajemen elemen, seperti kontrak pemerintah atau pengembangan produk baru. Industry kelompok, seperti otomotif, kimia, atau layanan keuangan

9. Profesi dan sertifikasi manajemen proyek

  • Profesi manajemen proyek :
  • Profesi yang menangani manajemen proyek bisa dari berbagai bidang, contohnya : enggineer, programmer, analyst, keuangan, marketing, dsb

  • Sertifikasi manajemen proyek :
  • PMI telah menyediakan sertifikasi sebagai Project Management Profesional (PMP). Untuk mendapatkan sertifikasi itu seorang PMP harus mempunyai pengalaman proyek yang cukup, dan harus mengikuti test PMP dank ode etik yang telah ada

11. Manajemen proyek software

Enterprise Proyek Manajemen software mengintegrasikan informasi dari beberapa proyek untuk memperlihatkan status proyek-proyek yang telah disetujui, aktif, dan akan datang dalam seluruh organisasi Juga menyediakan link pada informasi yang lebih detail mengenai suatu proyek tertentu


Sumber :
http://atamarenaperdana93.blogspot.com/2011/12/manajemen-proyek-dan-resiko.html
http://www.ilmu-ekonomi.com/2012/04/pengertian-proyek-dan-jenis-jenis.html
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1teknikindustri/0810315005/bab2.pdf
http://thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00489-SI-Bab%202.pdf
http://anantamaahymsa.wordpress.com/2012/01/05/manajemen-proyek-dan-resiko/